Rahasia Main Poker Texas Boyaa - Presentasi DetCon, Peserta Berebut Bertanya

Rahasia Main Poker Texas Boyaa - Presentasi DetCon, Peserta Berebut Bertanya

Texaspoker cc1 adalah poker online dengan uang asli terpercaya - Development Basketball League (DBL) Indonesia dan DetEksi Convention (DetCon) kembali menjadi contoh nyata kegiatan anak muda yang sangat sukses. Tak tanggung-tanggung, pusat kebudayaan Amerika Serikat di Jakarta, @america, kemarin (7/12) mengumpulkan 130 remaja dari sepuluh negara di Asia Tenggara untuk mendengarkan paparan mengenai kegiatan yang mampu menggerakkan ratusan ribu anak muda tersebut.

Yang hadir menjadi pembicara adalah Commissioner DBL Indonesia dan NBL (National Basketball League) Indonesia Azrul Ananda serta General Manager PT DBL Indonesia Masany Audri Gultom. Pembicara lain adalah Chairman Asian Basketball League (ABL) Anthony Macri. "Kami sengaja mengundang Azrul dan Sany (panggilan Masany Audri, Red) karena mereka selalu berurusan dengan anak-anak muda," kata Asisten Atase Kebudayaan Kedubes AS Arend Z. Zwartjes.

Dia mengungkapkan, 130 anak muda yang dihadirkan untuk mendengarkan paparan tersebut bukan anak muda biasa. Mereka adalah pelajar SMA yang telah melalui serangkaian seleksi ketat untuk mengikuti program South East Asia Youth Leadership Program (SEAYLP). Rangkaian program tersebut digelar sejak 2009.

Mereka juga sempat tinggal di Amerika selama 3,5 minggu dan ikut belajar di Northern Illinois University. Zwartjes menyatakan, program tersebut bakal berakhir tahun ini. Pada akhir kegiatan, mereka akan didanai untuk membikin proyek kegiatan apa pun yang mereka inginkan.

"Kami tahu, Azrul dan Sany sudah melakukan banyak hal untuk anak-anak muda. Kami ingin mereka hadir untuk menginspirasi mereka, kira-kira mereka mau melakukan apa," katanya. "Well, memang proyek itu harus diajukan untuk approval. Tapi, pada dasarnya, apa pun selama itu baik, pasti disetujui," imbuhnya.

Sebelum tiga narasumber tersebut berbicara, para peserta melihat video-video kegiatan. Mulai DBL Indonesia, NBL Indonesia, DetCon, hingga Global Sport Mentoring Program (GSMP) yang baru saja diikuti Masany di AS selama hampir sebulan itu. "Sany ini termasuk orang yang sangat beruntung. Dia bertemu Presiden Obama dan Secretary of State Hillary Clinton," kata Zwartjes lantas disambut teriakan wow! oleh para audiens.

Azrul menuturkan, anak muda tidak boleh takut melakukan sesuatu. Yang penting, mereka harus serius dan terus menjalankannya, tidak peduli apa kata orang lain. Direktur utama PT Jawa Pos Koran itu mencontohkan asal usul DetCon. Yakni, dari sekadar kompetisi mading (majalah dinding) menjadi sesuatu yang lebih besar sampai dia sendiri tidak bisa mendefinisikannya. "Awalnya banyak yang meragukan. Tapi, kalau kita serius melakukannya, lama-kelamaan kesempatan akan datang sendiri," katanya.

Sejak pertama digelar pada 2002, DetCon telah menjelma menjadi festival pelajar heboh. Ratusan ribu orang mengantre untuk sekadar melihatnya. Kompetisi yang dilombakan terus berkembang. Mulai kompetisi jurnalis sekolah, kompetisi model, hingga kompetisi band. "Sekarang pengunjung DetCon mencapai 110 ribu orang. Kalau kalian datang ke sana, harus antre selama dua jam!" ungkapnya.

Paparan Azrul benar-benar menginspirasi para peserta. Mereka berebut mengajukan pertanyaan. Zwartjes yang bertindak sebagai moderator sampai-sampai harus menolak pertanyaan untuk Azrul. "Pertanyaan buat Azrul sudah terlalu banyak. Saya hanya menunjuk yang mau bertanya kepada Anthony dan Sany," ujarnya.

Loh Jo Yee, salah seorang peserta dari Malaysia, bertanya cara Azrul menggerakkan anak muda melalui DetCon. Dia mengeluh karena kegiatan Rakan Muda di Malaysia tidak pernah seheboh DetCon. Padahal, kegiatan tersebut menyasar anak muda sebagai target utama.

"Saya tanya, berapa usia orang-orang yang mengelola kegiatan itu?" tanya Azrul. "Ya 40-an sih," jawab Loh. "Nah, itu masalahnya. Orang-orang tua biasanya tidak tahu apa yang diinginkan anak muda," ujar Azrul.

"Iya sih. Yang menjalankan acara Rakan Muda itu orang-orang kementerian, makanya banyak yang nggak jalan. Sepi," ungkap Loh.

Saat masih terjun langsung di DetCon, Azrul tak pernah membatasi peserta. Dia berprinsip bahwa mereka tahu apa yang mereka butuhkan. Yang penting, mereka diberi ruang ekspresi seluas-luasnya. "I told them, you can do everything as long as you don't bring down the building," tegasnya disambut tawa hadirin.

Selain itu, kata dia, nongkrong dengan anak-anak muda sangat penting. "Ide-ide itu bisa datang bahkan dari anak usia 15 tahun," imbuhnya. (aga/c5/nw)

No comments:

Post a Comment