Situs Poker Indonesia Online - Dibimbing Pelatih Nate Robinson

Situs Poker Indonesia Online - Dibimbing Pelatih Nate Robinson

Texaspoker cc2 adalah poker online dengan uang asli terpercaya - SEATTLE - Tidak banyak waktu istirahat yang dimiliki para pemain DBL Indonesia All-Star 2012. Mereka tiba di Seattle, Amerika Serikat (AS), Selasa sore waktu setempat (6/11). Sehari berikutnya, saat jet lag belum sirna, mereka sudah menjalani agenda yang padat.

Mereka memulai serangkaian aktivitas pada hari pertama di Seattle sejak pagi-pagi sekali, sejak matahari belum terbit. Sorenya, mereka menjalani latihan basket di Boys and Girls Club Rainier Vista. Dalam latihan selama dua jam itu, mereka dipandu langsung oleh James Hampton, pelatih Nate Robinson (point guard Chicago Bulls) saat masih sekolah.

Para pemain disambut udara dingin 9 derajat Celsius saat tiba di Boys and Girls Club Rainier Vista. Kondisi itu tentu menghadirkan kesulitan tersendiri bagi para pemain DBL All-Star. Untung, Hampton punya banyak cara sehingga latihan berjalan dengan baik dan menyenangkan.

Menu latihan sebenarnya hampir mirip dengan yang biasanya dilakukan para pemain di Indonesia. Latihan dimulai pemanasan (warming up), peregangan dinamis (dynamic stretching), dribbling, lalu shooting. Namun, variasi dan intensitas latihan terasa lebih berat daripada di Indonesia. Padahal, dura­sinya lebih singkat daripada di Indonesia. Pemanasan, misalnya. Di Indonesia biasanya pemanasan dilakukan lebih dari 15 menit. Hampton hanya mengajak pemain melakukan warming-up sekitar 8 menit.

'Variasi latihannya banyak dan digabung jadi satu. Kekuatan fisik, terutama kaki, benar-benar terlatih. Fun, ta­pi sangat menguras tenaga,' kata Adriani Nabila, pemain tim putri DBL All-Star dari SMAN 3 Jakarta.

Porsi terbesar latihan kemarin adalah shooting. Hampton sengaja memberikan materi tersebut setelah melihat akurasi para pemain DBL All-Star yang kurang baik. 'Mereka punya potensi besar. Para pemain punya kecepatan dan kekuatan yang baik untuk seusia mereka. Hanya, jika shooting tidak diasah, mereka akan sulit menemukan kesenangan bermain basket,' jelasnya.

Sebelum berlatih basket, para pemain DBL All - Star lebih dulu berjalan-jalan ke beberapa tempat favorit di Seattle. Acara pertama yang mereka lakukan begitu keluar dari Four Points Hotel, tempat mereka menginap, adalah mengunjungi Kerry Park. Saat mereka sampai di taman seluas 0,5 hektare itu pada pukul 07.30 waktu setempat, matahari baru terbit. Sinar matahari menyapu sebagian bangunan di jantung Seattle hingga berwarna kuning keemasan. Termasuk Space Needle, bangunan tertinggi di Seattle.

Dari Kerry Park, rombongan bergeser ke Seattle Center Area. Di sanalah Space Needle, markas tim basket WNBA Seattle Storm KeyArena, dan EMP (Experience Music Project) Museum berada.

Siangnya, rombongan masuk ke EMP Museum. Museum itu didirikan salah seorang co-founder Microsoft, Paul Allen. Di dalamnya terekam jejak sejarah musik di Seattle dan sekitarnya, fiksi ilmiah, serta budaya populer (pop culture) yang berkembang di sana.

Salah satu yang mendapatkan banyak perhatian adalah benda-benda yang terkait dengan musisi dan grup band asal Seattle yang memberikan pengaruh besar pada perkembangan musik dunia. Di antaranya adalah Jimi Hendrix, Nirvana, dan Pearl Jam. (c12/ang)

No comments:

Post a Comment